Di Indonesia, sepeda motor dengan penggerak listrik belum jadi hal yang lumrah. Maklum, penjualnya juga belum banyak dan regulasi belum mengakomodir. Zero Motorcycle asal Amerika Serikat sempat hadir dengan motor listrik berdimensi besar. Meski tidak lama karena harganya luar biasa mahal.Tapi sejak 2019, saat pemerintah mengumumkan peraturan soal pajak berbasis emisi, pabrikan motor mulai tertarik untuk menjajakannya.
Tidak hanya pabrikan besar seperti Honda dengan PCX Electric, tercatat ada pabrikan baru seperti Gesits yang 100 persen buatan Indonesia dan Viar dengan Q1 mencoba menggebrak. Dua merek terakhir itu bahkan sudah memperkenalkan produknya jauh sebelum peraturan disahkan oleh Presiden Joko Widodo.
Namun karena sepeda motor listrik adalah hal baru, masih banyak yang ragu untuk menggunakannya. Paling sering terlihat Viar Q1. Itupun masih digunakan untuk moda transportasi di lingkungan setempat seperti kompleks perumahan. Padahal, seperti yang pernah kami coba, Q1 mumpuni untuk dikendarai sehari-hari. Paling tidak pergi dan pulang kantor dengan jarak 60 km.
Tapi gebrakan paling mengejutkan datang dari Honda. Mereka resmi memasarkan PCX Electric meskipun terbatas untuk fleet, dan belum dijual umum. Tapi dengan adanya merek papan atas menjajakan motor seperti ini, tidak perlu lama untuk para produsen lain mendampingi Honda, Viar dan Gesits di pasar sepeda motor elektrik. Buktinya United, yang dikenal sebagai produsen sepeda mulai melihat pangsa pasar sepeda motor listrik. Ada juga skuter MiGo, yang saat ini belum bisa dibeli, tapi sudah bisa disewa.